Minggu, 26 Januari 2025

Buang "Sampah" di Malioboro

4 komentar

HALO, Sobat Pikiran Positif? Gimana? Sedang menikmati akhir pekan yang panjang 'kan? Yeah! Lagi-lagi long weekend datang.


Berbahagialah kalian yang berkesempatan menikmatinya. Yang tidak berkesempatan alias tidak libur, tetaplah berbahagia.

Ingat. Bahagia itu tidak tergantung pada libur atau tidak libur, tetapi tergantung pada hatimu. Pun, pada caramu memandang kondisi kesehatan rekeningmu.

Sekali lagi, pada caramu memandang kondisi kesehatan rekeningmu. Caramu memandang lho, ya. Bukan the real kondisi rekeningnya.

Jadi tak peduli seberapa banyak isinya, jika kamu memandang kesehatan rekeningmu baik-baik saja, kamu pasti bisa hepi. Bisakah? Bisa banget. Aku sering membuktikannya, kok.

Bagaimana caranya? Simpel saja. Jika kondisi rekening mulai oleng dan virus-virus kestabilan jiwa terasa menggila, aku segera buang "sampah" ke Malioboro. Berbaur dengan wisatawan.

Kadangkala berjalan kaki di sepanjang trotoarnya. Dari selatan ke utara, balik lagi ke selatan. Yaiyalah. Aku memang harus balik ke selatan.

Mengapa? Sebab tempat tinggalku berada di sebelah selatan perempatan Titik Nol Yogyakarta. Jadi, aku bolak-balik bukan karena kehilangan orientasi melainkan memang harus begitu kalau masih ingin pulang. Haha!

Namun kalau sedang malas berjalan kaki, aku akan duduk-duduk di bangku yang tersedia di seantero Malioboro. Duduk sambil melamunkah? O, tentu tidak. Di Malioboro kok melamun. Rugi.

Malioboro itu hiruk-pikuk. Tidak kondusif buat bengong dan melamun. Lagi pula, di Malioboro itu segala rasa ada. Segala peristiwa ada. Semua menarik untuk dilihat. 

Aneka macam moda transportasi ada di sini. Rupa-rupa gaya busana wisatawan pun ada di sini. Aneka jenis barang dan makanan/minuman dijajakan. Hmm. Pokoknya bermacam-macam.

Yang ujungnya menginspirasi. Bikin hepi. Membangkitkan motivasi. Pun, pelan-pelan mengembalikan rasa syukur yang sempat mlengse akibat tertindih sampah-sampah pikiran.

Nah. Jika rasa syukur memenuhi rongga jiwa, apa yang terasa kurang? Enggak ada 'kan?





Minggu, 19 Januari 2025

NEW Teras Malioboro 2

18 komentar
HALO, Sobat Pikiran Positif? Aku mau kasih informasi terkini dari Kota Yogyakarta. Terkhusus dari Kawasan Malioboro. 

Informasi apakah? Tak lain dan tak bukan, itulah informasi mengenai perpindahan lokasi Teras Malioboro 2. Dari yang semula di sebelah utara gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, sekarang berlokasi di sebelah selatan Ramayana Departement Store.

Dokpri Agustina


Lokasi terkini Teras Malioboro 2 tersebut kian dekat dengan Teras Malioboro 1. Di samping itu, model bangunan Teras Malioboro 2 kini makin cantik. Bernuansa Tionghoa. Disesuaikan dengan lokasinya yang berada di Ketandan. Adapun Ketandan merupakan pecinan.


Silakan cermati bentuk huruf T dan M pada logo TM. Terlihat banget ke-Tionghoa-annya 'kan? Ornamen pada pagar teras juga demikian.

Ada dua pintu masuk ke Teras Malioboro 2. Pertama, dari pintu utama yang berada di sebelah selatan Ramayana Departement Store. Berarti ini masuk dari Malioboro. Tak sulit menemukannya. Pertandanya jelas sekali, kok. Lihat foto berikut.


Kedua, dari pintu samping utara. Pintu samping ini dapat diakses dari gapura Kampung Ketandan. Dari Malioboro silakan masuk ke gang yang bertuliskan Kampoeng Ketandan. Setelah beberapa meter pasti akan ketemu gapura serupa, tetapi itu merupakan gapura masuk Teras Malioboro 2.

Jangan takut tersesat jika kalian ke sana. Ikuti saja petunjuk yang telah kusampaikan. Pasti bakalan menemukan lokasi baru Teras Malioboro 2. 



Minggu, 05 Januari 2025

Ayo, Ngopi di Kedai Djoen

26 komentar


Secangkir Kopi Djoen dari Kedai Djoen (Dokpri Agustina)


HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Terkhusus bagimu yang tinggal di Kota Yogyakarta, sudah tahukah kabar terbaru tentang Toko Roti Djoen Lama?

Itu lho, toko roti legendaris yang ada di Malioboro. Yang berlokasi di sebelah utara (kanan) gapura Kampoeng Ketandan. 

Silakan baca di tautan ini untuk cerita lebih lengkapnya.

Lalu, ada apa dengan Toko Roti Djoen Lama? Ada kabar terkininya yang menarik. Kini toko roti zadoel itu telah berubah menjadi tempat ngopi yang asyik dan cantik.

Jadi, sekarang kita tak cuma bisa beli roti di situ. Kalau dulu 'kan kita datang, pilih roti, bayar, lalu pulang. Sekarang beda. Kita bisa datang, pesan kopi dan pilih roti, cari kursi, kemudian ngopi dan makan roti di situ.

Benarkah? Benar, dong. Toko Roti Djoen Lama kini bermetamorfosis menjadi Kedai Djoen Coffe & Resto.

Dokpri Agustina


Bagaimana kalau tidak doyan kopi dan roti? Tenanglah. Tetap bisa makan dan minum di Kedai Djoen, kok. Menu yang ditawarkan cukup variatif. Seperti yang tampak di daftar menu berikut.

Daftar Menu Kedai Djoen (Dokpri Agustina)


Nah. Setelah meneliti daftar menu tersebut, kamu tak ragu lagi untuk nongki-nongki bareng teman di Kedai Djoen 'kan? Sepertiku dan teman-temanku tempo hari, nih.

Dokpri Agustina



Minggu, 15 Desember 2024

KHA Dahlan dan Undakan Kauman

26 komentar
Langgar adz-Dzakirin di Kauman Ngupasan Gondomanan Yogyakarta (Dokpri Agustina)


HALO, Sobat PIKIRAN POSITIF? Kalian sudah pernah ke Kampung Wisata KAUMAN YOGYAKARTA ? Yang di Kemantren Gondomanan. Yang merupakan tempat lahir ormas Muhammadiyah. 

Kalau sudah pernah, tentunya kalian tahu bahwa rumah-rumah di situ punya kekhasan tersendiri. Mayoritas masih berupa bangunan kuno. Plus bagian depannya ada undakan.



Apa yang kalian pikirkan mengenai undakan-undakan itu? Mengapa tiap rumah di Kauman memilikinya? Apakah untuk mengantisipasi banjir? O, tentu tidak. Undakan di Kauman dibuat lebih untuk kepentingan sosial.

Dari Doktor Munichy B. Edrees, aku mendapatkan informasi menarik. Tatkala itu dalam sebuah pengajian ibu-ibu di Kauman, beliau menceritakan bahwa Kiai Dahlan sering "nongkrong" dengan warga Kauman di undakan depan Langgar adz-Dzakirin.

Tentu saja Kiai Dahlan tidak nongkrong biasa. Nongkrongnya itu nongkrong tendensius. Ada tujuan tertentu, yaitu berdakwah dengan nuansa santai. Kiai Dahlan menyebarkan nilai-nilai Islam dengan obrolan santai. 

Doktor Munichy mengatakan bahwa cara tersebut dilakukan demi penyesuaian. Salah satu cicit KHA Dahlan itu menuturkan bahwa warga setempat punya kebiasaan nangga. Sore-sore duduk-duduk depan rumah sambil bersosialisasi dengan tetangga. Itulah sebabnya ada undakan-undakan di depan rumah-rumah di Kauman.

Demikianlah sedikit cerita mengenai Kiai Haji Ahmad Dahlan dan undakan yang ada di Kampung Kauman. Menarik 'kan? Jika merasa perlu mendatangi lokasi undakan-undakan itu, silakan datang ke Kauman Ngupasan Gondomanan Yogyakarta.

Baca juga tulisanku terkait ini di KOMPASÌANA.



 

PIKIRAN POSITIF Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template